Hai guys!! =D
Jadi kita sempat berkeliling di beberapa tempat wisata Kota Semarang. Nah, mau lihat gimana keseruan kita saat explore Semarang? Ayo, cek videonya di bawah ini!
Lumpia Mataram yang mempunyai cabang di
Jalan Mataram dan Jalan Kedungmundu Raya No. 16 Semarang. Harga satu lumpia
sekitar Rp 9.000,- s/d Rp 12.000,-.
2. Bandeng Presto
Ada banyak toko bandeng presto yang
dapat Anda temukan di Semarang, salah satu yang terkenal ialan Bandeng Juwana.
Harganya sekitar Rp 20-30 ribu untuk per kilogramnya.
3. Wingko Babat
Anda bisa menemukan wingko babat di
kawasan simpang lima dan Jalan Pandanaran.
4. Nasi Ayam
Harga satu porsi dibanderol dengan harga
Rp. 10.000,- hingga Rp. 15.000,
5.Es Conglik
Anda bisa mencicipinya di Simpang Lima
tepatnya, di samping Hotel Citraland.
6.Pisang Plenet
Pisang plenet ini dapat dijumpai di
Jalan Pemuda dekat Gedung Lawang Sewu dan pusat jajajan toko Sri Ratu. Jam buka
biasanya menjelang sore hari
7.Tahu Pong
Anda bisa menemukan penjual tahu pong di
Simpang Lima, atau yang terkenal adalah di Jl Gajah Mada, berseberangan dengan
Gereja Bethel.
8..Tahu Gimbal
Anda bisa mencoba kuliner ini di Simpang
Lima. Harga seporsinya, sekitar Rp 10 ribu. Murah meriah dan perut pun kenyang.
9. Mie Kopyok
Mie kopyok adalah makanan khas semarang
berupa mie kuning yang disajikan dengan irisan tetelan daging, tahu,
lontong, tauge, dan kerupuk gendar.
Mie Kopyok Pak Dhuwur
Alamat : Jl. Tanjung No. 18A
10. Nasi gandul
Nasi gandul ini sebenarnya merupakan
kuliner yang berasal dari Pati. Namun jika tidak sempat berkunjung ke
Pati, Anda bisa menyantap nasi gandul ini di Semarang. Nasi gandul
merupakan nasi putih hangat yang disajikan dengan daging sapi dan
jeroannya, lalu disiram dengan kuah kaldu dan santan yang encer dan
warnanya kecoklatan.
Nasi Gandul Pak Memed
Alamat : Jl. Dr. Cipto No. 12A
11. Kue Lekker Paimo
Lekker berasal dari bahasa belanda yang
artinya “enak”. Kue yang dijajakan di kaki lima ini bentuknya menyerupai
martabak, namun ukurannya lebih kecil dan juga lebih tipis. Mirip
dengan crepes. Kue lekker yang sangat terkenal di Semarang adalah Kue
Lekker Paimo yang dijual di depan SMU Kolose Loyola di Jl Karanganyar No
37, Semarang Tengah. Kue Lekker Paimo yang sudah dijual sejak tahun
1978 ini memiliki varian rasa yang sangat beragam, antara lain telur
sosis, tuna keju, jagung manis, keju abon, sosis mozzarella, pisang
cokelat, dan lain-lain.
12. Wedang Tahu dan Wedang Durian
Wedang
tahu konon berasal dari Tiongkok dan masuk ke Indonesia pada akhir abad
ke-19 hingga kemudian menjadi penganan khas Semarang. Konon, wedang
tahu pertama kali dijual di Semarang oleh seorang imigran Tiongkok
bernama Ong Kiem Nio di Pasar Gang Baru, Pecinan. Selain wedang tahu,
Semarang juga terkenal dengan wedang lainnya, antara lain wedang ketan
durian, wedang kacang tanah, wedang kacang hijau, wedang roti, dan
lainnya. Anda dapat menikmati aneka wedang ini di Warung Wedang Cap Kaw
King di Jalan Wat Gandhul.
Berikut adalah pembagian wilayah administrasi Kota Semarang : 1. Kecamatan Semarang Tengah Bangunharjo,
Brumbungan, Gabahan, Jagalan, Karangkidul, Kauman, Kembangsari,
Kranggan, Miroto, Pandansari, Pekunden, Pendrikan Kidul, Pendrikan Lor,
Purwodinatan, Sekayu
2. Kecamatan Semarang Utara Bulu Lor, Dadapsari, Kuningan, Panggung Kidul, Panggung Lor, Plombokan, Purwosari, Tanjungmas
3. Kecamatan Semarang Barat Bojongsalaman,
Bongsari, Cabean, Gisikdrono, Kalibanteng Kidul, Kalibanteng Kulon,
Karangayu, Kembangarum, Krapyak, Krobokan, Manyaran, Ngemplaksimongan,
Salamanmloyo, Tambakharjo, Tawangmas, Tawangsari
4. Kecamatan Semarang Selatan Barusari, Bulustalan, Lamper Kidul, Lamper Lor, Lamper Tengah, Mugassari, Peterongan, Pleburan, Randusari, Wonodri
5. Kecamatan Semarang Timur Bugangan, Karangtempel, Karangturi, Kebonagung, Kemijen, Mlatibaru, Mlatiharjo, Rejomulyo, Rejosari, Sarirejo, Bandarharjo
8. Kecamatan Candisari Candi, Jatingaleh, Jomblang, Kaliwiru, Karanganyargunung, Tegalsari, Wonotingal
9. Kecamatan Pedurungan Gemah,
Kalicari, Muktiharjo Kidul, Palebon, Pedurungan Kidul, Pedurungan Lor,
Pedurungan Tengah, Penggaron Kidul, Plamongan Sari, Tlogomulyo,
Tlogosari Kulon, Tlogosari Wetan
10. Kecamatan Banyumanik Pudakpayung, Gedawang, Jabungan, Padangsari, Banyumanik, Srondol Wetan, Pedalangan, Sumurboto, Srondol Kulon, Tinjomoyo, Ngesrep
11. Kecamatan Genuk Bangetayu
Kulon, Bangetayu Wetan, Banjardowo, Gebangsari, Genuksari, Karangroto,
Kudu, Muktiharjo Lor, Penggaron Lor, Sembungharjo, Terboyo Kulon,
Terboyo Wetan, Trimulyo
Setiap
tempat tentu memiliki sejarahnya masing-masing, termasuk Kota Semarang. Jadi,
bagaimana sejarah awal terbentuk kota ini dan dari mana asal-usul nama Semarang
tersebut?
Sejarah Kota
Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-8 M, di daerah pesisir yang bernama
Pragota (sekarang menjadi Bergota) yang merupakan bagian dari kerajaan Mataram
Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya
terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat pengendapan, yang hingga sekarang
masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratanyang
sekarang dikenal dengan kota Semarang Bawah. Pelabuhan tersebut diperkirakan
berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan,
tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1405 M. Di tempat
pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan masjid yang sampai
sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Poo Kong (Gedung Batu).
Pada akhir
abad ke-15 M ada seseorang yang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal
sebagai Pangeran Made Pandan, untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan
Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan
itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga
memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.
Sebagai
pendiri desa, Pangeran Made Pandan menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar
Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh
putranya yang bergelar Pandan Arang II (kelak disebut sebagai Sunan Bayat). Di
bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan
pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya
dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka
diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Pada tanggal 2
Mei 1547, bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12
rabiul awal tahun 954 H Sultan Hadiwijaya mengesahkan Semarang setelah
berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai
hari jadi Kota Semarang.
Kemudian
pada tahun 1678 Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada VOC untuk
memberikan Semarang sebagai pembayaran hutangnya, dia mengklaim daerah Priangan
dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas. Pada tahun 1705,
Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari
perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut Kartasura. Sejak saat itu
Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda.
Pada tahun
1906 dengan Stanblat Nomor 120 tahun 190, dibentuklah Pemerintah Gemeente.
Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Walikota).
Sistem pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang Belanda ini berakhir pada
tahun 1942 dengan datangya pemerintahan pendudukan Jepang.
Pada masa
Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang di kepalai Militer (Shico)
dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing
dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu
tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan
pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan balatentara Jepang yang
bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan Republik. Perjuangan
ini dikenal dengan nama Pertempuran Lima Hari di Semarang. Sebagai peringatan
pertempuran ini dinbangunlah monumen yang dikenal dengan nama Tugu Muda.
Pada tanggal
l6 Mei 1946, lnggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak
Belanda. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda menangkap
Mr. Imam Sudjahri, walikota Semarang sebelum proklamasi kemerdekaan. Selama
masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Narnun
para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah
pedalaman atau daerah pengungsian di luar kota.
Pada bulan
Desember 1948. daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi,
Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan
berturut-turut dipegang oleh R. Patah, R. Prawotosudibyo, dan Mr. Ichsan.
Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk
kembali pemerintahan Gemeente seperti di masa kolonial dulu di bawah pimpinan R.
Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil karena dalam masa pemulihan
kedaulatan Belanda harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan
Februari 1950. Pada tanggal 1 April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB menyerahkan
kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr. Koesoedibyono, seorang
pegawai tinggi Kementrian Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun kembali
aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan.
Halooooootemen-temenn...... lagipadaliburannih? atau...maujalan-jalan di Semarang tapibingungmaupergikemana??????
Nihakurekomendasiintempatwisata di Semarang yang dijaminnggakbakalbuatkamunyesel. Buat yang mauwisatareligisekaligussejarah 1. Masjid AgungJawa Tengah
Lokasi: Jl. Gajah Raya, Sambirejo, Gayamsari, Kota
Semarang 2. Kelenteng Sam Po Kong
Lokasi: Jl. Simongan No.129, Bongsari,
Semarang Bar., Kota Semarang 3. LawangSewu
Lokasi: Jl. Pemuda, Sekayu, Semarang Tengah, Kota
Semarang 4.TuguMuda
Lokasi: Barusari, Semarang Sel., Kota Semarang 5. Kota Lama Semarang
Lokasi: JalanLetnanJenderalSuprapto, Tanjungmas, Semarang Utara, Semarang 6.Kelenteng Tay Kak Sie
Lokasi: Mlatiharjo, Semarang Tim., Kota Semarang 7. Gereja Blenduk Semarang
Lokasi: Jl. Letjend. Suprapto No.32, Tj. Mas, Semarang
Utara, Kota Semarang Yang suka foto-foto/santai-santai.. Semarang juga punya tempat yang bagus
1. Old City 3D Trick Art Museum Semarang
Lokasi: Jl.
LetjenSuprapto
No.26, Tj. Mas, Semarang Utara, Kota Semarang
2.Taman
Diponegoro Semarang
Lokasi: JalanDiponegoro, Kota Semarang
3.Taman Srigunting
Lokasi: Jl. LetjenSuprapto, Tj. Mas,
Semarang Utara, Kota Semarang
4.Simpang Lima
Lokasi: Pleburan,
Semarang Sel., Kota Semarang
5. Kampung Pelangi
Jl. DR. Sutomo IV
No.89, Randusari, Semarang Sel., Kota Semarang, Jawa Tengah 50244
Sejak tahun 1945 para walikota yang memimpin kota besar Semarang yang kemudian
menjadi Kota Praja dan akhirnya menjadi Kota Semarang adalah sebagai berikut:
Mr.
Moch.lchsan
Mr.
Koesoebiyono Tjondrowibowo (1949–1 Juli 1951)
RM.
Hadisoebeno Sosrowerdoyo (1 Juli 1951–1 Januari 1958)
Mr.
Abdulmadjid Djojoadiningrat (7 Januari 1958–1 Januari 1960)
RM
Soebagyono Tjondrokoesoemo (1 Januari 1961–26 April 1964)
Mr.
Wuryanto (25 April 1964–1 September 1966)
Letkol.
Soeparno (1 September 1966–6 Maret 1967)
Letkol.
R.Warsito Soegiarto (6 Maret 1967–2 Januari 1973)
Kolonel
Hadijanto (2 Januari 1973–15 Januari 1980)
Kol. H.
Iman Soeparto Tjakrajoeda SH (15 Januari 1980–19 Januari 1990)
Kolonel
H. Soetrisno Suharto (19 Januari 1990–19 Januari 2000)
H. Sukawi
Sutarip SH. (19 Januari 2000 – 2010)
Drs.H.Soemarmo
HS, MSi (2010 – 2013) : Walikota yang satu ini tidak dapat
menyelesaikan tugasnya karena tersandung kasus korupsi. Ia digantikan oleh
wakilnya saat itu yaitu Hendrar Prihadi